NavigasiKreatif.id, MAKASSAR – Wakil Wali Kota Makassar, Aliyah Mustika Ilham, menerima audiensi Yayasan Peduli Kelompok Dukungan Sebaya (YPKDS) Sulawesi Selatan di Ruang Wakil Wali Kota, Kamis (2/10/2025). Pertemuan ini membahas upaya pencegahan dan penanganan HIV/AIDS di Kota Makassar.
YPKDS Sulsel memaparkan sejumlah program, terutama edukasi masyarakat terkait bahaya HIV. Mereka berharap dukungan Pemerintah Kota Makassar untuk memperkuat kolaborasi lintas sektor.
Aliyah Mustika Ilham mengapresiasi kiprah YPKDS yang konsisten mendampingi masyarakat.
“Kami berterima kasih atas kontribusi nyata YPKDS. Pemerintah Kota Makassar mendukung penuh upaya menekan angka penularan HIV melalui edukasi, layanan kesehatan, dan kampanye pencegahan,” ujar Aliyah.
Kasus HIV di Makassar Masih Tinggi
Kepala Dinas Sosial, Andi Bukti Djufri, menegaskan kasus HIV masih menjadi perhatian serius. Pada 2023 tercatat 1.015 kasus baru dari 57.690 pemeriksaan, pada 2024 turun menjadi 925 kasus baru dari 48.139 pemeriksaan, dan pada semester I 2025 tercatat 454 kasus baru dari 23.311 pemeriksaan.
Tren penularan masih didominasi oleh kelompok Lelaki Sesama Lelaki (LSL) dan telah menyebar ke sejumlah kecamatan di Makassar.
Dukungan Lintas Sektor
Sekretaris Dinas Dukcapil, Andi Salman Baso, memastikan penyintas HIV/AIDS tetap mendapatkan hak administrasi kependudukan. Sementara itu, Pemkot berkomitmen memperkuat layanan puskesmas, distribusi alat pelindung, serta kampanye pencegahan untuk kelompok muda dan populasi kunci.
Turut hadir sejumlah pejabat Pemkot Makassar, termasuk Kepala Badan Kesbangpol Fathur Rahim, Kabid Dinas Kesehatan Andi Mariani, Sekretaris Dinas Pendidikan Noptiadi, serta pejabat dari DP3A, Dispora, Dukcapil, dan Bagian Kesra. Dari YPKDS Sulsel hadir Ahmad Wildan Adnan, Muh. Akbar Abdullah, Nur Indah Hamid, dan A. Ary Pratama.
Komitmen Bersama
Audiensi ini menjadi momentum memperkuat kerja sama antara pemerintah, komunitas, dan NGO dalam mencegah serta menangani HIV/AIDS. Pemkot Makassar menegaskan komitmennya untuk menciptakan masyarakat sehat, inklusif, dan bebas stigma terhadap penyintas.